“Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut
kecuali rasa lapar dan dahaga.”
(Riwayat Tabrani.)
Ibadah
puasa bertujuan membentuk manusia beriman agar bertaqwa. Itulah pesan yang
terdapat dalam Al Quran, surat Al Baqarah ayat 183 yang menjadi landasan
hukum wajibnya berpuasa bagi umat Islam pada setiap datangnya bulan Ramadhan.
Dalam sebuah hadith Qudsi dijelaskan: “Setiap amal anak Adam bagi
dirinya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang menanggung
pahalanya.“ (Riwayat Imam Bukhari)
Maka
supaya puasa yang kita lakukan tetap bernilai dan terhindar dari menjadi sia-sia, kita
perlu ketahui antara penyebab-penyebabnya :
1.
Tundukkan pandangan.
Ingatlah
bahwa puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun seorang yang berpuasa juga hendaklah menjauhi perbuatan yang haram.
Jabir
bin Abdillah menyampaikan petua yang sangat bagus:
“Seandainya
kamu berpuasa maka hendaklah pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut
berpuasa dari dusta dan perkara-perkara haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga.
Bersikap baik dan berbaiklah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari
puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”
Dengan
menundukkan pandangan, mata akan terjaga dari segala perkara yang tidak halal
dilihat. Segala yang haram itu akan melalaikan hati dari zikrullah.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Pandangan adalah salah
satu dari anak panah beracun di antara anak panah Iblis, semoga Allah melaknatinya.
Barang siapa meninggalkannya kerana takut kepada Allah, maka Allah memberinya
keimanan yang merupakan kemanisan iman di hatinya.” (Riwayat Hakim)
2.
Jaga lisan dari perkataan yang tidak diredhai Allah.
Seperti berkata dusta, ghibah(mengumpat), memaki hamun, bertengkar, banyak bersenda gurau, serta segala perkara yang mengundang kebencian dan permusuhan. Perbanyakkan diam dan lebih utama bila lisan disibukkan dengan zikrullah serta
tilawah Quran.
Rasulullah
Sallallahu Alaihi wa Salam bersabda :
“Sesungguhnya puasa adalah perisai.
Apabila salah seorang di antara kamu berpuasa maka jangan berkata kotor dan
jangan bertindak bodoh. Jika ada seseorang menyerang atau mencaci, katakanlah
“sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.”
Dalam
riwayat lain Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
“Puasa bukanlah
hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan
diri dari perkataan lagha (yg melalaikan). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau
berbuat jahat padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.”
(Riwayat Ibnu Majah dan Hakim)
3.
Jaga telinga dari perkataan dan perbualan yang dibenci Allah.
Setiap perkataan yang haram diucapkan, haram pula didengarkan. Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan
bahwa kedudukan orang yang suka mendengarkan berita bohong sama dengan orang
yang memakan benda haram.
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar
berita bohong. Banyak memakan yang haram.” ( Al-Maidah: 42)
“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak
melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?” ( Al-Maidah: 63)
Mendiamkan
ghibah juga dilarang. Allah berfirman,
“Kerana sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian tentulah kamu serupa dengan mereka.” (An-Nisa:140)
4.
Tahan setiap anggota tubuh dari berbuat dosa.
Hindari
tangan, kaki, dan semua panca indera lainnya dari hal-hal yang diharamkan,
walaupun telah berbuka. Tidak bermakna sepanjang hari menahan diri dari
makanan yang halal, namun setelah berbuka melakukan hal-hal yang dibenci bahkan
diharamkan.
Golongan seperti inilah yang diberitakan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi
wa Sallam :
“Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan dari
puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.” (Riwayat Nasai dan Ibnu Majah)
5.
Jangan makan berlebih-lebihan ketika berbuka.
Tujuan puasa adalah
menundukkan hawa nafsu untuk memperkuatkan jiwa mencapai taqwa. Bila dari pagi
hingga petang perut dikosongkan, tapi kemudian dipenuhi berbagai makanan lazat waktu berbuka, maka syahwat akan bangkit.
Puasa yang bertujuan untuk melemahkan pelbagai kekuatan yang menjadi sarang
syaitan akan menjadi jadi sia-sia. Karena syahwat akan cergas kembali dan syaitan kembali menghembuskan
rayuannya agar berbuat kejahatan.
6.
Penuhilah hati dengan harapan.
Apakah puasa kita diterima dan termasuk di dalam golongan muqarrabin,
atau ditolak sehingga termasuk orang-orang yang dimurkai?
Riwayat dari Hasan Al Basri :
Suatu hari beliau melewati suatu
kaum yang sedang ketawa. Melihat itu beliau berkata, “Sesungguhnya Allah
menjadikan bulan Ramadhan sebagai waktu perlumbaan melakukan ketaatan bagi
makhluk-Nya. Kemudian ada orang yang berlumba hingga menang dan ada pula yang
tertinggal lalu kecewa. Tetapi yang sangat menghairankan ialah pelumba yang
ketawa di saat orang-orang berlumba meraih kemenangan.”
Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam bersabda :
“Puasa adalah amanah maka hendaklah salah seorang
di antara kamu menjaga amanahnya.”
Semoga
seluruh amalan ibadah kita diterima di sisi Allah Taala dengan
menjauhkan kita dari segala perbuatan yang merosakannya. Amin
No comments:
Post a Comment